Sabtu, 03 November 2012

PAJAK PENGHASILAN PASAL 24

A. PAJAK PENGHASILAN PASAL 24
     PPh 24 merupakan pajak yang dipungut di luar negeri atas penghasilan wajib pajak di luar negeri.
     Pajak yang dibayar di luar negeri atas penghasilan luar negeri yang diperoleh wajib pajak dalam negeri (WPDN) boleh dkreditkan dengan pajak yang terutang dalam tahun pajak yang sama, sebesar pajak yang dibayarkan di luar negeri tersebut tetapi tidak boleh melebihi perhitunggan pajak yang terutang berdasarkan UU No.10 Tahun 1994. Untuk itu, harus dicari batas maksimum Kredit Pajak Luar Negeri (KPLN).

B. Batas Maksimum Kredit Pajak Luar Negeri (KPLN) diambil Terendah dari Ketiga Unsur Berikut:

1. Jumlah Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri
2. Penghasilan Luar Negeri x PPh Terutang
     Penghasilan Kena Pajak
3. Jumlah PPh terutang untuk seluruh penghasilan kena pajak, dalam hal penghasilan kena pajaknya lebih     
kecil dari penghasilan luar negerinya.

Rumus dalam PPh 24, yaitu:

1. Cara mencari Penghasilan Kena Pajak (PKP)
    PKP= PNDN +PNLN
    CAT: jika DN mengalami rugi maka kerugian tersebut harus dikurangkan dalam perhitungan PKP
              Jika LN mengalami rugi maka tidak perlu diperhitungkan sebagai pengurang (diabaikan)
2. Cara mencari PPh terutang dari jumlah PKP
    Tarif PPh pasal 17 ayat 1 (b) x PKP
3. Cara Mencari Pajak Yang telah dibayar di LN
    Negara x: Persentase x laba negara X
    Negara y: Persentasex laba negara Y
4. Cara Mencari Kredit Pajak LN'
    KPLN = Penghasilan luar negeri x PPh terutang
                   Penghasilan Kena Pajak
5. Bandingkan antara Pajak yang telah dibayar di LN dengan KPLN, lalu ambil yang terendah
6. Jumlahkan (dilihat point  3 dan 5 ) lalu ambil yang terendahnya

CONTOH KASUS
PT. MELATI adalah sebuah perusahaan yang memproduksi pakaian jadi dan memiliki 3 cabang di luar negeri yaitu:
a. di Australia memperoleh laba sebesar Rp. 100.000.000 dengan tarif pajak 25 %
b. di Belanda menderita kerugian sebesar Rp. 150.000.000 dengan tarif pajak 30%
c. di Brunei memperoleh laba sebesar Rp. 200.000.000 dengan tarif pajak 40%
d. penghasilan dari dalam negeri diperoleh laba sebesar Rp.150.000.000
Hitunglah berapa besarnya pajak penghasilan yang terutang, batas maksimum KPLN dan hitung PPh 24 yang dapat dikreditkan di dalam negeri!

JAWAB:
a. CARI PKP
    Penghasilan Netto dalam negeri                                              Rp. 150.000.000
    Penghasilan Netto Luar Negeri
                    - Australia                 Rp. 100.000.000
                     -Brunei                     Rp. 200.000.000
    Jumlah Penghasilan Netto LN                                                 Rp. 300.000.000(+)
    Penghasilan kena Pajak (PKP)                                               Rp. 450.000.000

b. Mencari PPh terutang dari jumlah PKP sebesar Rp. 450.000.000
    28% x Rp. 450.000.000 = Rp. 126.000.000

c. Mencari pajak yang telah dibayar atas penghasilan di LN

    Australia : 25% X Rp. 100.000.000= Rp.25.000.000
    Brunei    : 40 % X Rp. 200.000.000= Rp. 80.000.000

d. Mencari KPLN
    -KPLN Australia : Rp.100.000.000  X Rp.126.000.000 = Rp. 28.000.000
                                 Rp. 450.000.000
    -KPLN Brunei    : Rp. 200.000.000 X Rp. 126.000.000 = Rp. 56.000.000
                                 Rp. 450.000.000

e. Membandingakan diambil yang Paling rendah dari Poin C dan D
    - Australia : Rp. 25.000.000
   - Brunei     : Rp. 56.000.000

f. Jumlah PPh 24 yang dapat dikreditkan di dalam negeri
   Rp. 25.000.000 + Rp. 56.000.000 = Rp. 81.000.000



SUMBER: MODUL PERPAJAKAN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar