Sabtu, 31 Desember 2011

Kebudayaan dan Masyarakat Arab di Indonesia


Indonesia adalah negara akan kaya budaya dan adat istiadatnya dan hal itu harus kita lestarikan supaya budaya Indonesia tidak dijajah kembali oleh negara-negara asing. Tidak hanya itu, di Indonesia juga memiliki berbagai macam bangsa keturunan, yaitu keturunan bangsa arab, keturunan tionghoa, dll yang sering kita jumpai di negara kita sendiri, bahkan banyak wisatawan asing yang resmi tinggal di indonesia karena terpesona akan kekayaan budaya negara kita.
Saya terlahir sebagai orang keturunan arab, dan banyak sekali masyarakat keturunan arab di indonesia terutama di jakarta, tetapi bukan di Jakarta saja di pulau jawa juga banyak sekali masyarakat keturunan arab. Budaya arab sering dipakai di indonesia terutama pada acara-acara pernikahan, dan hari raya besar Islam. Setiap masyarakat keturunan arab di Indonesia harus bisa berbicara bahasa arab walaupun hanya sedikit.
Masyarakat arab memiliki berbagai tradisi kebudayaan yaitu:

1. Tradisi kebudayaan idul fitri masyarakat keturunan arab.
Menjelang tibanya idul fitri masyarakat arab akan menghiasi rumah mereka dan menyemprotkan rumah mereka dengan parfum lokal ‘oud’ atau bakhoor, semacam batu bata yang beraroma yang dibakar, seperti dupa yang khusus untuk parfum rumah. Dan kaum wanita memasak hidangan untuk hari raya idul fitri.
Biasanya masyarakat keturunan arab tidak lupa untuk menyiapkan kue lebaran khas arab yaitu kue ka’ak.

Mayarakat  keturunan arab juga melakukan budaya tradisi nya senidiri dimana setiap ada lelaki menggunakan thoub atau baju tradisional berupa jubah panjang berwarna putih lengkap dengan sorban yang bermotif kotak-kotak kecil berwarna putih-merah yang disebut ogal. Tetapi tradisi ini hanya dilakukan oleh beberapa masyarakat keturunan arab di indonesia. Dan tidak semua masyarakat keturunan arab yang melakukan tradisi ini.

2. Tradisi kebudayaan perjodohan masyarakat keturunan arab.
 Pada acara-acara keluarga besar, siapa yang mempunyai anak perempuan yang sudah dewasa dianjurkan untuk dateng, silaturahmi dengan sodara , keluarga dan berkenalan langsung dengan kaum laki-laki di acara tersebut. Supaya kita saling mengenal dengan orang tersebut.
Jika laki-laki tersebut menyukai perempuan itu, dan perempuan itu sebaliknya menyukai laki-laki tersebut, maka terjadilah perjodohan yang dilandasin dengan ta'aruf dimana laki-laki tersebut dateng kerumah perempuan untuk meminta melamar perempuan itu dihadapan orangtua perempuan tersebut dengan melakukan suatu ikatan ta’aruf.
Tradisi kebudayaan arab tersebut masih digunakan sampai zaman sekarang.

Macam-macam Kebudayaan masyarakat keturunan arab di Indonesia:
- Merayakan hari raya islam dengan membaca-bacaan shalawat, doa-doa. Dan kebudayaan arab itu menjadi ciri khas di negara Indonesia dengan menyajikan nasi kebuli saat selesai merayakan hari raya tersebut seperti maulid Nabi Muhammad SAW atau mengadakan suatu pengajian.

- Satu hari menjelang pernikahan biasanya masyarakat keturunan arab melakukan tradisimehendi (henna) yaitu suatu proses pelukisan tangan yang bernilai seni tinggi pada mempelai wanita sebelum melakukan pernikahan. Hal itu dimaksudkan untuk mempercantik dirinya di hari pernikahannya.
Sebelum ijab qabul, mempelai wanita dan mempelai pria dipisah. Mengapa? Karena pemisahan tersebut dimaksudkan sebelum pembacaan ijab qabul wanita tersebut bukan muhrimnya, tetapi setelah selesai ijab qabul mempelai pria ditemukan dengan mempelai wanita tersebut. Dan di saat resepsi pernikahan biasanya diadakan berbagai hiburan yang sudah disiapkan oleh kedua pihak mempelai, yaitu berupa tarian zapin, tarian perut (bellydance) dan tidak kalah penting yaitu musik khas arabian yaitu gambus.

- kebudayaan makanan masyarakat ini sangat berbeda dengan kebudayaan lainnya makanan khas arab yaitu nasi kebuli, kari kambing, sambosa, roti maryam, bubur surbah, kari ayam, roti cane, kebab, nasi kabsah, dadar gule dan masih banyak lagi.

Lingkungan masyarakat keturunan arab sama saja dengan lingkungan masyarakat   lainnya, seperti halnya: berperilaku sopan santun dan tata krama ketika sedang berbicara dengan orang yang lebih tua, menghormati orang yang lebih tua, menghargai pemberian orang lain, tidak saling mengejek dan bermusuhan dengan orang yang berbeda agama dan tidak memakai pakaian yang terbuka (yang dilarang oleh agama).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar